Places : Dusun Bambu & Dinner at The Peak - Bandung

Sunday, November 27, 2016


Okay, melanjutkan postingan Bandung 1-Day-Trip saya yang telat setahun ini (*oopss!*), kemarin saya udah bahas tentang kunjungan singkat kami ke Museum Geologi Bandung. Dan hari ini saya mau bahas (tepatnya mau upload foto di dunia maya biar gak ilang fotonya hehe) tentang kunjungan saya ke Dusun Bambu yang kala itu lagi nge-trend (;p).

Berhubung ini cerita dari setahun lalu jadi mohon maaf apabila udah rada basi yah ceritanya hihihi Sekarang juga kayanya Dusun Bambu udah nggak terlalu hyped lagi yah (sekarang yang lagi hype itu Farm House Lembang yang nanti akan saya ceritakan juga kok di blog ini, so please subscribe! hehe).

Anyway, karena waktu itu Dusun Bambu lagi hyped maka suasananya lumayan ramai sama pengunjung waktu saya kesana. Lokasinya sih masih rada jauh dari simpang terminal Ledeng / Sersan Bajuri, masih nanjak terus lagi ke arah atas. Plang penunjuk jalan ada di sepanjang jalan menuju Dusun Bambu, jadi tinggal ikutin aja plang-nya. 

Sampai di area Dusun Bambu kita segera cari parkir (area parkir-nya cukup luas tapi kalau pas lagi ramai dan padat kaya saya waktu itu ya berebutan parkir juga akibatnya). Selesai dapat parkir kita bisa membeli tiket di area masuk. Saya cek di website sekarang harga tiketnya IDR 15,000 (anak di bawah usia 3 tahun gratis). 

Di area masuk tersebut kita langsung berhadapan dengan pemandangan sawah buatan yang cukup indah, lengkap dengan bangunan rumah-rumah kecil di kejauhan (yang kalau nggak salah sih itu rumah penginapannya deh *cmiiw*). Langsung seneng lihat sawah, ijo royo-royo seger :D



Area Dusun Bambu nya sendiri letaknya masih ke atas lagi. Dari area parkir menuju ke arah atas kita bisa memilih untuk jalan kaki sambil menyusuri sawah (atau kalo seneng avonturir dikit jalan lewat pematang sawah juga bisa - kaya saya waktu itu - sambil ketakutan karena takut dikejar soang yang lagi jalan di sawah ;p). Atau kalau malas jalan kaki (karena jalannya nanjak bok!) bisa pilih naik mobil wara wiri yang disediakan oleh pihak Dusun Bambu khusus untuk mengantar pengunjung dari/ke Dusun Bambu - area parkir. Mobil yang disebut "ontang-anting" ini gratis karena sudah termasuk dalam tiket yang kita bayarkan tadi.

Dengan mobil ontang anting ini kita akan diantarkan tepat ke depan gerbang area Dusun Bambu, yang tampil dengan tangga bebatuan yang rimbun, dan kalau malam hari dihiasi lampu-lampu cantik. Dusun Bambu ini merupakan tempat wisata alam yang terletak di kaki Gunung Burangrang, Cisarua Lembang. Menyajikan area wisata yang dilengkapi dengan restaurant, villa dan fasilitas lainnya seperti pusat jajanan dan oleh-oleh, danau buatan, serta outdoor open space dengan taman cantik yang dibelah oleh aliran air seakan-akan seperti sebuah sungai kecil di tengahnya.

Disini selain disediakan penginapan juga ada pilihan camping. Pilihan restorannya bisa di Burangrang cafe yang menawarkan pemandangan yang indah dengan pilihan area duduk di upper deck yang terbuka, atau Lutung Kasarung dengan sensasi makan di dalam "sangkar burung" di atas pohon :)

(Burangrang Cafe photo via VisitLembang.com)
(Lutung Kasarung Resto photo via website Dusun Bambu)

Ada juga pilihan makan di Purbasari Restoran dengan model lesehan sambil duduk di bangunan berbentuk rumah kecil di pinggir danau. Pengen juga kapan-kapan saya nyobain makan disitu deh, kayanya lucu buat foto-foto hehehe...

(Purbasari Restaurant photo via VisitLembang.com)
(Camping ground photo via VisitLembang.com)

Anyway, hal pertama yang kami lakukan waktu itu adalah melihat danau buatan yang ada di depan gedung restoran. Begitu masuk langsung keliatan kok danau-nya. Danau ini dikelilingi oleh bangunan berbentuk rumah-rumah kecil yang tadinya saya pikir itu disewakan untuk menginap, taunya itu area makan untuk restoran Purbasari ;)

Di danau buatan juga ada penyewaan kano (berbayar). Waktu itu adik ipar saya naik kano bersama anaknya mengelilingi danau, tentu saja didampingi oleh petugas kano-nya. Danaunya sih tidak begitu besar jadi kelilingnya juga nggak begitu lama. Seusai bermain kano dan melihat-lihat danau kami pun jalan-jalan mengelilingi area Dusun Bambu yang sebenarnya sih tidak terlalu luas juga, tapi sangat rimbun dan penuh dengan taman cantik serta tanaman hijau dimana-mana. Ditambah view Gunung Burangrang dan udara segar pegunungan yang membuat tempat ini cukup oke buat buang stress. Sayangnya karena waktu itu terlalu ramai jadi saya tidak bisa full menikmati pemandangan di sekitar. Kalau saja waktu itu suasananya sedang sepi dan tidak begitu ramai saya yakin pasti tempatnya sangat indah, kurang lebih idealnya seperti di foto ini nih :

(photo via website Dusun Bambu)

Sementara in-real-life nya begini nih waktu saya kesana pas musim liburan dan pas lagi hyped (;p) :


Tapi lumayan lah, nikmatin hijau-hijau segar di sekeliling kita yang susah banget didapat di Jakarta. Puas-puasin deh hirup udara minim polusi di pegunungan, our lungs would be thankful :)

Yang bikin cantik juga karena ada semacam little creek di tengah-tengah taman, berasa lagi di pinggir kali di pedesaan hehe. Saya juga lihat ada beberapa area permainan anak di sekitar taman terutama di dekat gedung restoran. Kalau buat keluarga sih tempat ini layak banget dikunjungi karena anak-anak biar mengenal alam dan buat orang tua yang sepuh juga pasti senang lihat pemandangan bagus nan hijau seperti di Dusun Bambu ini.  

Selepas berjalan-jalan keliling area taman Dusun Bambu kami pun memutuskan untuk mencari makan. Pilihan kami jatuh ke area foodcourt yang menyajikan banyak pilihan stand makanan serta pusat oleh-oleh dan jajanan. Kalau di area foodcourt ini sistemnya pakai kartu, jadi kita beli kartu dulu di kasir dan nanti dengan kartu itu baru kita bisa beli makanan di stand. Makanannya sih lumayan yah, tapi yang pasti tempatnya enak apalagi kalau pilih duduk di bagian luar, karena anginnya segar dan pemandangannya bagus.


Di tempat pusat oleh-oleh saya nggak beli apa-apa cuma beli minuman yoghurt doang, tapi berhubung saya orangnya suka gak tahan liat gift shop maka tebak apa yang saya beli di gift shop? Jauh-jauh ke Lembang yang saya beli malah stationary berupa sticker lucu sama tensoplast motif nautical/sailor ! hahahaha ...

Anyway, karena sedang ramai jadi saya nggak sempat jalan-jalan ke area Lutung Kasarung yang modelnya sangkar burung itu (padahal pengen foto-foto di jembatan gantung nya). Tapi kita cukup betah sih menghabiskan waktu di Dusun Bambu walaupun saat itu lagi ramai. Entah lah, tempatnya bikin pewe aja sih kata saya.. Dan karena suasananya yang enak dan bikin betah itu akhirnya nggak terasa kami berada disana sampai malam hari.


Berhubung langit sudah gelap maka kami pun bergegas beranjak dari Dusun Bambu untuk menuju tempat makan malam pilihan kami saat itu yaitu The Peak.

Sebenarnya dulu waktu jaman kuliah di Bandung saya udah pernah ke The Peak beberapa kali tapi ternyata udah lupa lagi jalannya hahaha Untungnya kita nyampe juga sih ke The Peak. Buat yang belum tahu, The Peak ini adalah sebuah cafe & resto yang letaknya di atas perbukitan Lembang. Karena letaknya yang tinggi di atas bukit maka cuaca disini selalu dingin, apalagi biasanya kita memilih untuk duduk di area semi terbuka yang langsung menghadap pemandangan kota Bandung di waktu malam yang penuh kerlap kerlip lampu. 

(photo via tempatwisatadibandung.com)

Karena sebelumnya kita baru aja late lunch di Dusun Bambu jadinya di The Peak ini kita cuma ngemil aja karena masih kenyang. Kalo nggak salah waktu itu saya dan K cuma pesen pancake sama satu poci teh hangat deh, tapi teh nya nggak lama langsung dingin aja dong saking dinginnya udara hihihi

Kita juga nggak lama-lama di The Peak karena kedinginaaaann hahaha Padahal waktu itu saya udah pake sweater wool/cashmere lengan panjang + daleman tanktop ditambah puffy vest hitam tebal Gap andalan saya buat udara dingin, eh masih tembus aja lohh dinginnya. Emang waktu itu pas lagi dingin banget sih, mungkin karena pas masih musim hujan kali ya jadi extra dingin huhuhu


Overall, kalau lagi nggak ramai Dusun Bambu worth it lah buat dikunjungi, apalagi kalau bawa keluarga. Pengen juga nyobain nginep disana atau camping/glamping sekalian, soalnya pemandangannya bagus dan hawa-nya juga enak seger banget diantara pegunungan dan rimbun pepohonan gitu. Kayanya nowadays karena udah nggak terlalu hyped lagi mungkin justru sekarang lah saatnya yang tepat untuk kunjungi Dusun Bambu, karena pasti udah nggak serame dulu kan jaman masih hyped banget karena baru buka. Malah enakan pergi ke Dusun Bambu sekarang-sekarang ini kalo kata saya hehe

So, kalau mau kesana siapin aja syal atau jaket ekstra terutama buat anak anak karena semakin malam pastinya udaranya akan semakin dingin. Buat yang mau romantis-romantisan juga bisa makmal di The Peak. Kalau mau pilih makan di area semi terbuka nya jangan lupa pake jaket agak tebal karena kalau udara lagi dingin (misal abis ujan) bisa dingin buanget hawa-nya. Kalau mau aman ya pilih makan di dalam aja. Di lantai dua juga enak bisa lihat city view dari jendela besarnya. Siapa tau dapet inspirasi kan? (^o^).


dapet salam dari bunga cantik !



Klik disini untuk lihat itinerary Bandung 1-Day-Trip with Family
Atau klik disini untuk lihat itinerary Bandung-1-Day-Trip with Friends


Oya, buat yang masih setia follow blog ini, tungguin yah, I have a long list of posts to be written hehehe... Mulai dari review The Farm House Lembang, Toko Organic Bandung, review Hotel Sanghyang Anyer, review Hotel Grandhika Iskandarsyah Jakarta, cerita & itinerary Singapore (lagih ;p), dan beberapa review kopi serta restoran n cafe yang masih ngendon di file komputer saya hehe ... So, please watch this space !


Cheers,

Places : Museum Geologi, Bandung

Saturday, November 26, 2016


Udah baca itinerary Bandung 1-Day-Trip saya di post yang ini kan? Nah post kali ini khusus membahas tentang Museum Geologi Bandung yang lokasinya di dekat Gedung Sate :)

Jadi waktu itu ceritanya kita sekeluarga lagi ke Bandung, tapi datengnya gak barengan. Trus kita janjian mau ketemuan di Yoghurt Cisangkuy. Kebetulan di dekat Yoghurt Cisangkuy ada Museum Geologi yang selama ini sering banget saya lewatin dari jaman saya kuliah dulu, namun gak pernah saya datengin.

Nah kebetulan dari semenjak jaman kuliah di Bandung dulu tuh saya memang selalu penasaran sama Museum Geologi ini berhubung saya memang anaknya demen museum (;p). Tapi karena judulnya "Geologi" maka dulu itu saya pikir isinya hanya tentang batu-batuan saja. Buat saya topik "batu" gitu kurang menarik, dan lagipula jaman kuliah dulu mana kepikiran ngajak temen se-gank ke museum batu, yang ada kalau pergi sama teman se-gank ya jalan ke Dago Atas atau nongkrong di cafe/club sampe pagi buta malem hihihi..

Anyway, lanjut ke cerita saya, pas tau kita mau ngumpul di Cisangkuy yang notabene cuma 5 menit jalan kaki dari Museum Geologi, maka saya pun usul ke hubby K untuk mampir sebentar lihat-lihat Museum Geologi ini sebelum berkumpul di Yoghurt Cisangkuy dengan yang lainnya (demi menghapuskan rasa penasaran saya semata hehe). Kebetulan hubby K juga anaknya seneng museum, jadi dia oke-oke aja saya ajak ke museum batu-batuan ini (;p).

Berikut ini saya akan menceritakan seperti apa sih dalamnya Museum Geologi Bandung itu. Kali aja ada diantara kalian yang juga penasaran kaya saya dulu. Sering lewatin gedungnya tapi nggak pernah masuk hehe.. Dan ternyata isinya kaya gini nih ...

Oya, sebelumnya maaf ya for the poor quality pictures. Maklum ini kan perginya tahun lalu dan waktu itu masih pake hp yang lama jadi kualitas photo nya masih kurang gimana gitu deh hehehe



Nah, ini tampak depan Museum Geologi Bandung. Bagian luarnya sih oke ya, apalagi didukung oleh desain gedung dengan arsitektur lama ala Belanda, jadinya gedungnya terlihat otentik dari luar. Hubby K sempat foto-foto nih di pintu depannya. Oya disebelah kiri pintu utama ada souvenir shop nggak jauh dari situ. Sebagai seorang shopaholic sejati yang selalu harus punya cinderamata saya malah masuk duluan ke gift shop nya sebelum masuk ke dalam museumnya hihihi Tapi ternyata isinya nggak ada yang menarik. Tokonya juga kecil pisan jadinya pilihan gifts-nya terlihat hanya seadanya saja. Sayang banget sih, padahal kalo dikelola dengan manis pasti lumayan lah ada omzet, mengingat yang mengunjungi museum ini ternyata cukup ramai juga lho. Waktu saya kesana ada beberapa rombongan dari sekolah dan entah darimana lagi, yang sedang berkunjung ke museum. Saya pikir museum ini bakalan sepi, eh ternyata nggak juga..

Tiket masuknya sih murah kok, seperti harga tiket masuk museum lainnya di Indonesia, harga nya berkisar antara 3000-5000 rupiah saja (saya lupa tepatnya berapa tapi pokoknya sekitar itu lah). Menurut website resmi-nya, gedung Museum ini diresmikan pada 16 Mei 1929. Peresmian ini juga bertepatan dengan pembukaan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung. Gedung ini berfungsi sebagai perkantoran yang dilengkapi dengan sarana laboratorium geologi dan juga museum untuk menyimpan dan memperagakan hasil survei geologi. Awalnya dulu memang ada beberapa meteorites yang jatuh di daerah Bandung sehingga kemudian didirikanlah laboratorium geologi beserta museum-nya.

Begitu masuk melalui pintu utama gedung kita akan langsung disambut oleh instalasi kerangka fosil dinosaurus (kayanya sih sejenis Mammoth deh kalau dilihat dari taringnya - maaf saya lupa foto keterangannya waktu itu). Jadi ternyata di museum geologi ini nggak hanya ada batu-batuan mineral saja tetapi juga ada kerangka fosil (baik hewan dan tumbuhan).

Museum-nya terbagi menjadi beberapa ruangan tetapi karena saat itu museum sedang ramai jadi saya nggak bebas foto-foto karena terlalu banyak pengunjung. Yang saya ingat sih kalau dari pintu utama kita bisa bergerak ke ruangan-ruangan di sebelah kanan dan kiri, dan bisa juga naik ke lantai dua. Kalau lantai bawah difokuskan untuk display berbagai macam fossil hewan dan dinosaurus serta sejarah fosil tumbuhan, maka lantai dua adalah area khusus untuk display batu-batuan.


Berikut ini adalah beberapa foto ruangan display yang ada di lantai bawah :


Plang prasasti peresmian gedung di tengah tangga menuju lantai dua :


Berhubung saya senang sejarah dan senang dinosaurus jugak (hehe) jadi saya menghabiskan waktu paling lama ya di lantai bawah ini. Semua display saya bacain satu-satu (;p). Display dinosaurus juga ada yang dibuat replika-nya jadi tidak hanya tulang belulang saja isi display-nya. Sebenarnya isinya lumayan banyak, hanya saja informasi tiap display kurang detil khususnya di area fossil binatang besar, dan ruangannya kurang luas sehingga banyak display yang terlihat seperti hanya dikumpulkan di satu sisi begitu saja. Jadinya seperti terlihat "too crowded" display-nya sehingga agak sulit untuk lihat detil-nya. Kalau saja pengaturan display bisa lebih manis dan ruangan yang disediakan bisa lebih luas jadi kesannya display nggak saling tumpuk. But overall, yah lumayan lah ada yang bisa dilihat.

Di lantai dua, seperti yang saya bilang tadi, adalah tempat untuk display batu-batuan dan mineral alam. Walaupun ruangannya seluas lantai dasar namun ruangan yang dipakai untuk display di lantai dua ini hanya dua ruangan di sisi kiri dan kanan tangga saja, sementara area tengah tepat di depan tangga hanyalah ruangan kosong. Mungkin sedang tahap renovasi dan mudah-mudahan kedepannya segera dirombak dan diperbaiki sehingga lebih menarik lagi.


 Suasana di Lantai dua museum :


Suasana yang lebih "modern" di lantai dua :


Di area batu-batuan dan mineral ini saya yang tadinya sempat pesimis karena nggak suka batu-batuan akhirnya jadi menghabiskan waktu lumayan lama juga di lantai dua ini. Hal ini dikarenakan adanya display interaktif yang modern yang menceritakan tentang bagaimana batuan terbentuk, juga bagaimana bisa terjadi tsunami, dan hal lain sebagainya yang menyangkut geologi dan bentuk bumi. Display di lantai dua ini juga lebih menarik dari lantai satu karena terlihat sudah di-update dengan teknologi interaktif dan visual display yang lumayan bikin saya yang tadinya gak tertarik jadi tertarik juga baca-baca tentang batu-batuan hehe

Area interaktif tersebut berada di satu ruangan, sementara di ruangan satunya lagi hanya ruangan display bebatuan saja. Tetapi secara visual display-nya cukup menarik dan keterangannya cukup lengkap. Sayangnya karena waktu itu terlalu ramai dengan banyaknya rombongan sekolah maka saya tidak dapat menikmati area display dengan nyaman. Dan nampaknya masih ada beberapa bagian yang sedang tahap renovasi juga sehingga membuat saya berharap museum ini akan lebih keren lagi nantinya.

Oya, jam buka museum adalah hari Senin-Kamis (jam 08.00 - 16.00) dan Sabtu-Minggu (jam 08.00-16.00). Museum tutup di hari Jumat dan hari libur nasional. So make sure kalau mau berkunjung jangan di hari Jumat yah ;)

Oya, di website Museum Geologi juga ada virtual tour nya loh! Jadi kalian bisa lihat seperti apa kira-kira dalamnya museum geologi ini. Click disini untuk ke website museum (dan scroll ke kanan bawah untuk virtual tour). Kalau dilihat dari foto-foto di websitenya sih kayanya ruangannya udah selesai di renov, yayy!


Jadi, worth it nggak ke museum geologi?
Ya kalau kamu suka museum sih lumayan lah buat nambah-nambah ilmu.
Kalau kebetulan ada jeda waktu sebentar yang nggak tau mau ngapain, bisa juga mampir kesini untuk sekedar ngisi waktu daripada bengong di pinggir jalan.
Tapi kalau nggak terlalu suka museum sih ya mending ke tempat hiburan lain aja, karena Bandung kan sekarang juga macet jadi perlu dihitung-hitung lah waktunya, apalagi kalau cuma sehari doang di Bandungnya ya kan?

Untuk review selanjutnya saya akan bahas tentang Dusun Bambu (walaupun udah telat yeh,udah nggak terlalu booming lagi kayanya hihihi). Tapi gapapa deh, itung-itung upload foto buat disimpen di dunia maya :)


So, see you in my next post !


Cheers,

Bandung 1 Day Trip with Family - (Itinerary)

Friday, November 25, 2016

Oh hello !
Long time no see ...

Iyaaaah udah beberapa bulan lamanya gak pernah nulis di blog ini lagi huhuhu Udah banyak banget cerita yang numpuk dan ngantri untuk ditulis sebenernya, tapi apa daya, kemalasan mengalahkan logika hehe

Anyway, saya juga baru aja mention di blog saya yang satu lagi "Two Thousand Things" tentang kenapa beberapa bulan belakangan ini saya jarang update blog. Well, alasannya sebenarnya sederhana. Mungkin karena saya belum menemukan mood yang tepat dan semangat juga rasanya berkurang setelah ditinggal ayah saya untuk selama-lamanya pada bulan Juni lalu. Iya ayah saya baru saja meninggal pada bulan Juni lalu, dan belum habis air mata saya lalu dua bulan setelahnya paman saya juga meninggal dunia, padahal paman saya ini juga sudah saya anggap seperti ayah sendiri. Jadinya saya sedih banget dan ngerasa terus dirundung oleh kemalangan, maka hilang lah semangat untuk nge-blog. Sempet kaya depresi sebenernya, apalagi baru-baru ini pun saya dikejutkan oleh berita salah satu teman blogger saya yang meninggal dunia di usia yang sangat muda. Saya jadi tambah parno-an dan sering banget kumat tuh si panic attack. Boro-boro inget mau update blog, ngurusin kerjaan rumah sehari-hari aja suka terbengkalai. Sosialisasi juga mandek karena saya sempet takut keluar rumah karena tiap nyetir kok jadi deg-2an terus dan tegang sepanjang jalan. Akhirnya kalau pergi musti sama suami deh biar nggak usah nyetir sendiri. 

Ah tetapi insya ALLAH masa-masa galau itu mulai berlalu. Sekarang keadaan saya berangsur-angsur makin membaik dan back to normal. Makanya menjelang tahun baru ini saya pun menyemangati diri saya sendiri supaya lebih kuat dan ikhlas dalam menjalani hidup. Hey, life must go on no matter what happens... Karena justru pengalaman hidup itu yang membuat kita semakin kuat ke depannya. Dan mau gak mau ya harus dijalani kan?

Nanti kalau saya sudah kuat saya bakal curhat panjang disini tentang almarhum ayah saya dan juga tentang kucing kesayangan kami (dan favorit ayah saya) si Bleki yang mati duluan sekitar 3 bulan sebelum ayah saya. Mungkin Bleki mau nungguin kali ya disana jadi dia jalan duluan... Ah entahlah, ... but anyway he was the oldest cat we ever had in our home. Umurnya mungkin sekitar 9 tahun when he died. Quite old. But he was tough until the end. And he died in my parent's kitchen (*sedih*).

Udah ah, jangan cerita yang sedih-sedih dulu, nanti gue kebawa suasana nih huhuhu Ya wes, sekarang cerita waktu jalan-jalan ke Bandung waktu kapan itu aja deh. Udah lama sih ke Bandung nya tapi karena udah terlanjur foto-foto kan sayang juga kalau nggak "disimpan" di dunia maya, jadi ya... here it goes ... 

---------------------------------


Okay, sebenarnya saya lumayan cukup sering ke Bandung karena jaraknya dekat dengan Jakarta, dan kebetulan keluarga besar hubby K memang tinggal di Bandung. Tapi walaupun sering ke Bandung kita jarang jalan-jalan loh, seringnya cuma stay di tempat saudaranya hubby K aja, ngumpul sama keluarga. Kalaupun mau keluar jajan palingan cuma yang deket-deket aja kaya ke martabak San Fransisco, Burangrang, Mie Linggarjati, dan paling banter ke PT.Rasa, atau ke Kalipah Apo. Tapi pernah juga suatu saat kebetulan kita punya waktu lumayan banyak buat muter-muter. 

Dan berikut ini kurang lebih adalah jadwal saya waktu itu :
  1. Pagi sampai di Bandung dengan mobil. Langsung cari sarapan (biasanya kalo nggak sarapan kupat tahu Burangrang atau sarapan di PT. Rasa - ada bubur, laksa, kue-kue tradisional & eropa, dll).
  2. Seusai sarapan bisa mampir ke F.O dulu (favorit saya sih di Blossom di Jl. Juanda / Dago tapi kayanya sekarang udah nggak ada deh alias udah dibongkar huhuhu). Alternatif lain bisa di Jl. Riau (Heritage atau F.O lain di sekitarnya), atau bisa juga sekalian di Jl. Setiabudi menuju ke arah Lembang (Rumah Mode) - kalau yang ini mungkin bisa nanti siangan sekalian ke arah Lembang / Sersan Bajuri.
  3. Mengunjungi Museum Geologi Bandung yang letaknya di dekat Gedung Sate.
  4. Ngemil / Makan siang di Yoghurt Cisangkuy atau restoran sekitarnya. PS: Yoghurt Cisangkuy bisa ditempuh hanya 5 menit berjalan kaki dari Museum Geologi.
  5. Menjelang sore seusai makan siang lanjut ke arah Lembang, tepatnya belok ke arah Jl. Sersan Bajuri menuju Dusun Bambu (pilihan lain: Floating Market, The Farm, De Ranch di Lembang).
  6. Makan malam di The Peak yang lokasinya tidak begitu jauh dari Dusun Bambu. Pilihan lainnya : Kampung Daun, Kampung Sapu Lidi.


Biar lebih gampang, saya singkat menjadi itinerary seperti di bawah ini yaa.. Dan untuk review serta cerita detilnya silahkan klik masing-masing link di bawah ini, karena post ini isinya hanya list itinerary saja, siapa tahu bisa dicontoh atau menginspirasi kalian yang mau 1-Day-Trip ke Bandung seharian penuh :)


Bandung 1-Day-Trip itinerary


Bonus extra foto waktu shopping di Blossoms (yang sekarang udah nggak ada, hiks)



Cheers and Happy Vacay !

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS